Minggu, 11 Oktober 2015

PERILAKU KONSUMEN



Pengertian Perilaku Konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka
membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami
tingkah laku konsumen sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik. Dengan
mempelajari perilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang
berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasinya untuk
mengadakan segmentasi pasar.
Perilaku konsumen didefinisikan oleh Lamb, Hair, dan McDaniel (2001)
sebagai proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk
menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli; juga termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan
bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu.
Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun
kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian
suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masingmasing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah:
1 Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
2 Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara
sengaja atau tidak;
3 Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang
akan dibeli, bagaimana membelinya;
4 Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya;
5 User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
2. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu
dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas
tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu dipengaruhi
kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai alternative dari istilah
keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm (1988) dalam (Nugroho
Setiadi, 2002)
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh
masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen
melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian
informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku
pascapembelian (Kotler, 2002). Namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen
sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar harus mengetahui faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa. Faktor-faktor tersebut menurut Kotler (1997) adalah:

1.      Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang luas dan mendalam
terhadap perilaku. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar.
1) Budaya, adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi keinginan dan tingkah
laku yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
2) Sub-budaya, adalah bagian dari kebudayaan. Sub-budaya adalah
sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan
pengalaman hidup dan situasi. Sub-budaya termasuk nasionalitas, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografi.
3) Kelas sosial, adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur
dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang
serupa.

2. Faktor Sosial

Sebagai tambahan atas faktor kebudayaan, perilaku seorang konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti:
1) Kelompok acuan, adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
2) Keluarga, adalah tempat dimana individu pertama kali mulai tumbuh dan
bersosialisasi. Anggota keluarga membentuk referensi yang paling
berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Pemasar perlu
menentukan anggota keluarga mana yang biasanya mempunyai pengaruh
paling besar dalam memilih suatu produk.
3) Peranan dan status, adalah kedudukan seseorang dalam setiap kelompok.
Orang seringkali memilih produk yang dapat menunjukkan statusnya
dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik pribadi tersebut adalah:
1) Usia dan daur hidup, adalah tingkatan umur beserta tahap-tahap
pertumbuhan yang dialami setiap individu selama hidupnya. Orang
membeli barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya sesuai
dengan pertambahan umurnya. Konsumsi juga dibentuk oleh daur hidup
keluarga. Pemasar perlu memperhatikan perubahan minat konsumsi yang
mungkin berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan tersebut.
2) Pekerjaan, adalah mata pencaharian pokok yang dimiliki oleh setiap
individu.
3) Keadaaan ekonomi, adalah pendapatan yang dapat dibelanjakan
(tingkatnya, kestabilannya, dan pola waktu), tabungan dan milik kekayaan
(termasuk persentase yang mudah diuangkan, hutang, kemampuan
meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung.
4) Gaya hidup, adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya.
5) Kepribadian, adalah karakteritik psikologi yang berbeda dari seseorang
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap lingkungannya.

3.  Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama:

1) Motivasi, adalah dorongan dari dalam diri setiap individu yang
mengarahkan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan. Kebutuhan
psikologis muncul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa
memiliki. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai
tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup
mendorong seseorang untuk bertindak.
2) Persepsi, adalah proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan dan mengintegrasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3) Belajar, adalah perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman. Pentingnya praktik dan teori pengetahuan
bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu
produk dengan menghubungkan dengan dorongan yang kuat,
menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi dan memberikan
pembenaran positif.
4) Kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah pemikiran diskriptif yang
dianut seseorang tentang suatu hal. Sikap adalah evaluasi, perasaan
emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa
objek atau gagasan.

4. Proses Pembelian

Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melewati bermacam-macam
pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai
bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar
harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis
keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
1. Peran Pembelian
Menurut Kotler (1997), terdapat lima peran yang dimainkan orang
dalam keputusan pembelian:
a. Pencetus, adalah seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk
membeli produk atau jasa.
b. Pemberi pengaruh, adalah seseorang dengan pandangan atau saran yang
mempengaruhi keputusan.
c. Pengambil keputusan, adalah seseorang yang memutuskan setiap
komponen dari suatu keputusan pembeli-apakah membeli, tdak membeli,
bagaimana membeli, dan dimana akan membeli.
d. Pembeli, adalah orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
e. Pemakai, adalah seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa yang bersangkutan.

2. Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada
jenis keputusan pembelian. Assael membedakan empat jenis perilaku
pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat
diferensiasi merk (Kotler, 1997):

a. Perilaku Pembelian yang Rumit
Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat mereka
sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan
signifikan diantara berbagai merk. Hal ini biasanya merupakan kasus saat
produk yang bersangkutan mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat
mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang
kategori produk tersebut dan harus belajar banyak. Perilaku pembelian
yang rumit terdiri dari tiga proses langkah. Pertama, pembeli
mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, dia mampu
membangun pendirian tentang produk tersebut. Ketiga, dia membuat
pilihan pembelian yang cermat.

b. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi
Setelah pembelian, konsumen mungkin menglami
disonansi/ketidaksesuaian yang muncul dari pengamatan terhadap hal-hal
yang mengganggu dari produk yang telah dibeli atau kabar tentang hal-hal
yang menyenangkan mengenai produk lain. Konsumen akan waspaa
terhadap informasi yang membenarkan keputusannya. Jadi, komunikasi
pemasaran harus ditujukan pada penyediaan keyakinan dan evaluasi yang
membantu konsumen merasa puas dengan pilihan merknya.

c. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah
tidak melalui urutan umum keyakinan/pendirian/perilaku. Konsumen tidak
mencari informasi tentang merk secara ekstensif, mengevaluasi
karakteristik mereka, dan mengambil keputusan yang penuh pertimbangan
tentang merk apa yang akan dibeli.

d. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi
Konsumen sering melakukan perpindahan merk pada situasi
pembelian yang ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun
perbedaan merk yang signifikan. Perpindahan merk terjadi karena variasi
daripada ketidakpuasan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar